Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani – Terletak di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia memiliki keindahan alam yang memukau dan menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Indonesia memiliki banyak gunung yang bisa didaki oleh para pendaki, seperti Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Bromo di Jawa Timur, Gunung Kerinci di Sumatera Barat dan masih banyak lagi.

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Berikut beberapa destinasi pendakian yang mungkin bisa menjadi pilihan bagi pecinta alam dan pendaki di Indonesia.

5 Keunikan Air Terjun Penimbungan Torean Di Jalur Pendakian Rinjani

Pendaki akan melewati hutan hujan lebat, Danau Segara Anak yang indah, dan Puncak Rinjani yang megah.

Para pendaki dapat menikmati pemandangan matahari terbit yang spektakuler dari puncak gunung dan menjelajahi hutan belantara di sekitarnya.

Pendaki akan melewati hutan hujan lebat, danau alami dan mengamati satwa liar seperti monyet, burung dan lain-lain.

Selain itu, para pendaki juga bisa menemukan berbagai jenis flora dan fauna endemik yang hanya terdapat di daerah pegunungan.

Gunung Rinjani: Catatan Pendakian Gunung Rinjani Via Sembalun

Gunung Lawu menjulang setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut dan terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu, pendaki juga bisa menjelajahi berbagai candi dan makam di sekitar Gunung Lawu, seperti Candi Cetho dan Candi Sukuh.

Pendaki bisa menikmati pemandangan indah dari puncak, termasuk pemandangan Gunung Sindoro dan Sumbing yang terlihat dari kejauhan.

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Aksi Jaga Bumi: Kolaborasi Pertamina dan Universitas Sriwijaya dalam Hari Bersih Sedunia dengan Program Penanaman Pohon Lentera Talang dan Transfer Pengetahuan. Pendakian Rinjani selama 3 hari ini dimulai dari jalur pendakian desa Sembaluan hingga puncak Rinjani kemudian turun melalui jalur desa Torean. . Program ini cukup menguras tenaga, apalagi saat turun melalui jalan Torean yang membutuhkan waktu sekitar sembilan jam untuk mencapai Desa Torean.

Begitu Indah Jalur Pendakian Gunung Rinjani, Impian Para Pendaki

Bagi para pendaki yang ingin mencoba pendakian ini sebaiknya melakukan latihan fisik minimal 3 minggu sebelum kedatangan agar daya tahan dan kebugaran anda selama pendakian benar-benar baik.

Waktu pendakian : 6-7 jam | Tingkat Kesulitan: Keras | Ketinggian Puncak : 2639 m (Tepi Kawah Plawangan Sembalun) | Ketinggian pendakian: +1,539 m

Pendakian hari ketiga tergolong pendakian tersulit dengan dua tahap tujuan pendakian, yaitu dimulai dari lokasi akomodasi (Pelawan Sembalun.

Jarak berjalan kaki: 5 km | Durasi jalan kaki : 6-7 jam | Tingkat Kesulitan: Sangat Sulit | Ketinggian Puncak : 3.726 m (Puncak Gunung Rinjani) | Pendakian: +1.087 m

Gunung Rinjani, Mendaki Seven Summits Terindah Indonesia

Jarak pendakian : 3,4 km | Waktu pendakian : 3-4 jam | Tingkat Kesulitan: Keras | Ketinggian maksimum: 3.639 m (Pelawan Sembalun) | Ketinggian pendakian: -639m

Jarak pendakian : 12,5km | Waktu pendakian : 9-10 jam | Tingkat Kesulitan: Keras | Ketinggian maksimum: 2000 m (Pelawangan Sembalun) | Ketinggian pendakian: -1,415m

Jadwal Pendakian Gunung Rinjani 3 Hari 2 Malam : Hari 01. Penjemputan di Bandara/Pelabuhan Lombok lalu diantar ke Senaru

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan sebelum dan selama pendakian agar lebih stabil, aman dan nyaman. Sebagai salah satu destinasi pendakian favorit Tanah Air, Gunung Rinjani punya beberapa persoalan kebersihan. Setiap tahun, berton-ton puing turun dari gunung berapi yang terletak di ketinggian 3.726 meter itu. Pada bulan September 2024, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan UNESCO Global Geopark Rinjani Lombok meluncurkan program pendakian zero waste, dengan bukti yang bertujuan untuk meminimalisir sampah yang dibawa oleh para pendaki.

Menyusuri Keindahan Alam Indonesia Melalui Jalur Pendakian

Berdasarkan data Balai TNGR, dari kegiatan pembersihan Gunung Rinjani dan sampah yang dibawa pendaki, berhasil terkumpul 12 ton sampah di 6 jalur pendakian. Selain itu, tercatat sampah sebanyak 339 kg berada di destinasi non pendakian yang termasuk dalam area balai TNGR. Volume sampah yang dikumpulkan setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan.

“Kalau kita lihat datanya, semakin banyak pendaki maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan,” kata Direktur Balai TNGR Yarman saat peluncuran pendakian zero waste awal September lalu di Sembalun, Lombok Timur. , Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pemberangkatan dilakukan di Sembalun sebagai salah satu pintu gerbang menuju Gunung Rinjani dan geosite utama Geopark Rinjani. Jalur Sembalun menjadi jalur favorit bagi para pendaki yang bisa menaiki Paket Puncak Rinjani Segara Anak dan turun melalui Jalur Torean yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah. Karena banyaknya pendakian melalui Sembalun, Balai TNGR telah menetapkan peraturan kuota. Kutipan ini dibuat demi kenyamanan dan keamanan para pendaki itu sendiri.

Jalur Pendakian Gunung Rinjani dan Sekitarnya Tempat Wisata. Banyaknya jumlah jalan dan lokasi wisata memberikan tantangan dalam pengelolaan sampah. Foto: Fathul Rakhman/ Indonesia

Pasca Gempa Lombok, Begini Jalur Pendakian & Sarpras Tn Gunung Rinjani

Yarman menyadari rumitnya persoalan yang terkait dengan pendakian Gunung Rinjani. Situasinya berbeda misalnya dengan Taman Nasional Wasur di Papua, tempat Yarman dulu bekerja. Baru tiga bulan menjabat sebagai Kepala Balai TNGR, permasalahan sampah menjadi salah satu permasalahan utama.

Kompleksitas permasalahan pengelolaan sampah berasal dari kurangnya kesadaran para pendaki akan perlunya membuang sampah. Meskipun saat pendaftaran mereka berkomitmen untuk menghapusnya. Sementara itu, jumlah petugas di aula TNGR masih kurang, belum sebanding dengan jumlah pendaki harian yang bisa mencapai 1000 orang. Padahal kuota pendaki hanya 700 orang per hari.

Pendaki Gunung Rinjani berasal dari pendaki lokal (Lombok), wisatawan lokal dari berbagai penjuru tanah air, dan pendaki mancanegara. Selain itu, Balai TNGR membuka peluang

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

(TO) yang membuka perusahaan jasa pendakian Rinjani. Sulit membedakan kelompok mana yang meninggalkan sampah di sepanjang jalan dan di lokasi tenda (

Rinjani Via Torean⛰️

) secara teratur. Pembersihan ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang ditinggalkan para pendaki di seluruh jalur. Setelah sampah terkumpul, maka sampah tersebut akan digabungkan dengan sampah yang disetorkan secara mandiri oleh para pendaki.

Masalah baru muncul. Lokasi pengolahan sampah cukup jauh dari stasiun Balai TNGR. Pos Sembalun misalnya, jika ingin mengangkut sampah ke TPA Ijo Balit Lombok Timur, jarak yang ditempuh cukup jauh dan melalui jalan terjal berkelok-kelok. Begitu pula dengan Posko Torean dan Senaru, Lombok Utara, yang letaknya jauh dari TPA di kabupaten ini.

“Ke depan, kami berharap seluruh sampah yang dihasilkan dapat dikelola secara lebih optimal dengan mengajak kelompok masyarakat untuk berpartisipasi,” ujarnya.

Total volume sampah yang dihasilkan selama pendakian Gunung Rinjani dan sekitarnya antara Januari hingga Juli 2024. Foto: Fathul Rakhman/ Indonesia

Tngr Buka Kembali Jalur Pendakian Gunung Rinjani

Direktur Jenderal UNESCO Global Geopark Rinjani Lombok Mohamad Farid Zaini mengatakan Rinjani merupakan salah satu pendakian kelas dunia dan sampah menjadi permasalahan krusial. Pendaki asing sudah sering memposting di media sosial betapa bersihnya Gunung Rinjani. Bahkan, banyak wisatawan asing yang secara sukarela membersihkan sampah. Kegiatan pembersihan gunung itu penting. Selain memulihkan kondisi Gunung Rinjani, kegiatan tersebut juga dilakukan

“Langkah strategis terpenting yang kami ambil adalah mengurangi volume potensi sampah,” ujarnya.

Sumber limbah dibersihkan dari bawah sebelum dipindahkan ke atas. Sampah yang sering tertinggal adalah sampah plastik berupa kemasan makanan dan tisu basah. Selama pertumbuhan tanpa limbah ini, kemasan makanan dihilangkan. Semua bahan makanan dimasukkan ke dalam kotak makanan. Contoh sederhananya adalah mie instan. Jika Anda membawa 5 bungkus mie, semua mie masuk dalam satu kotak. Semua bumbu ditempatkan dalam wadah sesuai dengan jenis bumbunya. Saat memasak, tidak ada lagi sampah plastik dari kemasan mie dan bumbu-bumbu.

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

“Langkah kecil namun berdampak besar.” “Kalaupun masih ada sampah yang terangkut, volumenya bisa dikurangi dan lebih mudah pengendaliannya,” ujarnya.

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Kembali Dibuka

, Siska Nirmala, dari Bandung, Jawa Barat. Siska telah lama dikenal sebagai aktivis alam terbuka yang aktif mengadvokasi liburan tanpa sampah. Sudah bertahun-tahun Siska mencoba berpetualang tanpa membawa sampah.

Presiden Guide Geotourism Indonesia (PGWI) Rinjani Imam Firmansyah dan aktivis jalan kaki zero waste Siska Nirmala memeriksa bahan makanan yang mungkin terbuang sebelum pendakian. Foto: Fathul Rakhman/ Indonesia

Dalam diskusi bersama para pelaku wisata dan penggiat wisata pendakian gunung di Sembalun, Siska berbagi tips mengemas peralatan dengan minim limbah. Siska menuturkan, perlengkapan yang dibawanya sama dengan perlengkapan pendaki pada umumnya. Soal bahan makanannya, Siska sudah menghilangkan semua bahan plastik. Itu dikemas dalam wadah yang dapat digunakan berkali-kali.

Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab moral para penggiat alam terhadap alam. Berbagai destinasi wisata kerap menjadi viral karena dipenuhi sampah. Jangan sampai keindahan destinasi wisata rusak karena ulah wisatawan.

Resmi Dibuka Kembali, 4 Jalur Pendakian Ke Gunung Rinjani Lombok

Pada tahun 2024, geopark Rinjani akan dinilai kembali oleh evaluator. Ini merupakan kedua kalinya Geopark Rinjani membuktikan masih layak menyandang gelar Global Geopark UNESCO. Pada validasi ulang sebelumnya pada tahun 2022, Geopark Rinjani mampu mempertahankan statusnya dengan mendapatkan green card. Salah satu isu inti dalam validasi ulang adalah permasalahan sampah. Bukan hanya sisa-sisa Gunung Rinjani yang menjadi kawasan utama, namun juga pengelolaan sampah di seluruh destinasi yang ada di kawasan Geopark Rinjani.

Lalu Ramli, Head of Geotourism and Trekking Rinjani Lombok, salah satu Global Geopark UNESCO, mengatakan permasalahan sampah di Gunung Rinjani kerap menjadi viral karena status Rinjani sebagai pendakian terbaik. Banyak wisatawan mancanegara yang mendaki Rinjani. Mereka kerap berbagi pengalaman selama mendaki Rinjani.

Menurut Ramli, permasalahan yang terjadi di Gunung Rinjani saat ini bisa menjadi pembelajaran bagi destinasi lainnya. Ketika suatu destinasi wisata sangat ramai pengunjung, maka akan banyak pula sampah yang dihasilkan.

Wisata Alam: Menyusuri Jalur Pendakian Di Gunung Rinjani

Kegiatan di tepi Danau Segara Anak kawasan Gunung Rinjani adalah berkemah dan memancing. Tempat ini sering disorot karena banyak pendaki yang membuang sampahnya di sana. Foto: Fathul Rakhman/ Indonesia

Pendakian Gunung Rinjani Kembali Dibuka

Ramli yang memulai pendakian pada tahun 1990-an mengatakan, dulu pendaki di Gunung Rinjani hanya sedikit. Pendaki juga dibatasi pada pecinta alam yang telah mendapatkan pendidikan konservasi. Hati nurani mereka besar, sampah yang mereka bawa saat jalan-jalan selalu mereka bawa pulang.

Saat ini pendaki berasal dari berbagai latar belakang. Jumlah pendaki semakin bertambah. Pada Januari hingga Juli 2024, jumlah pendaki Gunung Rinjani mencapai 48.403 orang. Sedangkan jumlah pengunjung selain pendakian Gunung Rinjani mencapai 52.247 orang.

Iwan Santoso dari Manajer Pendakian Gunung Kembang, Wonosobo, Jawa Tengah, hadir dalam kegiatan di Gunung Rinjani ini. Ia menceritakan pengalamannya mengelola pendakian Gunung Kembang yang bebas sampah. Salah satu kunci kesuksesan adalah tekad

Artikel Terkait

Leave a Comment